Shock Therapy untuk Hak dan Kewajiban


Dari Google

Dari Google

     Didalam beberapa blog punya tetangga sebelah, SPB pernah membaca ulasan seorang sahabat blogger yang bisa juga dibilang sebagai ungkapan curahan hati atau “curhat” sahabat blogger tersebut. Ulasannya sangat ringan sekali namun memiliki efek samping yang cukup mengejutkan, terutama bagi SPB sendiri yang selama ini tak begitu memperhatikan kondisi yang terjadi sesungguhnya. Ulasan seorang sahabat blogger tersebut tentang permainan yang dianggap curang oleh sebagian petugas SPBU dalam melakukan aksinya mengisi bahan bakar minyak pada kendaraan kita. Semula SPB berfikir, apa iya begitu…? sungguh, sebelumnya SPB tak pernah berburuk sangka terhadap pelaku curang petugas SPBU…(tapi apa iya sebagian petugas SPBU bersikap curang…?).

Dari Google

Dari Google

     Untuk itu SPB mencoba untuk mencari jawaban, apakah memang iya ada ebberapa petugas SPBU yang bertindak curang dalam menjalankan kewajibannya. Selama ini SPB selalu hapal kapan Sang Maxi SPB harus diisi ulang dan berapa biaya yang dikeluarkan setiap minggunya untuk isi ulang tersebut. Tapi disini SPB tidak ingin menghitung tentang irit atau murahnya biaya sebuah produk ya, SPB hanya ingin mencoba lebih memperhatikan cara kerja petugas SPBU dalam melaksanakan kewajibannya.

Ide Alay Nan Koplak

Ide Alay Nan Koplak

   Dalam dua bulan ini, SPB mencoba untuk melakukan pengisian bahan bakar di beberapa SPBU lain yang belum pernah SPB singgahi sebelumnya. Termasuk di SPBU milik kompetitor dari luar negeri.  Dalam kenyataannya, memang beberapa petugas SPBU milik anak negeri bisa dibilang lebih “nakal” dibanding SPBU milik kompetitor. Tepat apa yang dikatakan oleh sahabat blogger sebelah, seringkali petugas SPBU cepat-cepat mengangkat dan langsung mengunci handle tuas slang (apa sih namanya…??) ketika angka menunjukkan yang kita minta. Sering juga mempermainkan handle slang dengan membuka tutup aliran bahan bakar, mungkin maksudnya ingin memotong beberapa rupiah dari aliran bahan bakar yang tersendat tersebut, entahlah tapi ini memang sering dilakukan. Berbeda dengan SPBU milik kompetitor, selain lebih banyak kata-kata sopan manis yang diucapkan, kita sebelumnya disuruh turun, kemudian ditunjukkan angka pesanan yang kita minta, terkadang jika dirasa aman, slang bahan bakar dibiarkan saja menempel pada lubang tangki kendaraan kita sampai benar-benar pada tetes terakhir, atau juga tetap dipegang namun tetap memberikan hak bahan bakar pada kendaraan kita sampai tetes terakhir juga. Jika ada tetesan yang tertumpas, dengan sigap petugas mengelapnya denga lap yang sepertinya selalu diselipkan dikantong seragamnyanya. Well.

    Setelah melakukan serangkaian uji coba jadi detektif, ternyata memang ada beberapa SPBU yang memiliki petugas nakal. Hebatnya, diantara petugas SPBU itu ada yang dilakukan oleh wanita. Hingga akhirnya SPB mencari cara, bagaimana cara menegur petugas yang seperti ini dengan cara yang halus tanpa melalui lisan atau bahasa tubuh apalagi bahasa kalbu. Akhirnya SPB punya ide yang teramat alay…tapi kayaknya patut dicoba. SPB mencari kata-kata yang cukup bijak untuk menegur sang petugas, tanpa menyakiti perasaannya dan tanpa melumuri mulut ini dengan kata-kata mengurui. Akhirnya teguran itu SPB sematkan atau lebih tepatnya ditempelkan di samping lubang tangki kendaraan SPB. Dengan harap-harap cemas dan rasa enggak enak SPB coba cara ini di beberapa tempat SPBU yang SPB anggap sering berbuat nakal. Dan hasilnya,….Alhamdulillah di SPBU korban pertama SPB, petugasnya secara langsung membaca pesan yang tertulis di samping lubang tangki tersebut, Raut mukanya terlihat agak berubah, tapi tanpa ekspresi dan hebatnya dia memberikan hak SPB dengan baik sekali, hingga slang itu benar-benar baru dilepaskan setelah tetes terakhir premium yang SPB pesan sesuai dengan angka yang tertera di layar monitor pengisian. (sebelumnya petugas ini akan cepat-cepat mengangkat tuas slang ketika angka menunjukkan angka pesanan tanpa memberikan tetes terakhirnya). Hari-hari isi ulang juga SPB lakukan pada beberapa SPBU lain yang telah SPB catat sebagai SPBU agak nakal, dan hasilnya semua sama….mereka telah menjadi petugas yang baik sekali, mungkin khusus hanya untuk SPB aja kali, hahahaha….

Ide Alay Nan Koplak

Ide Alay Nan Koplak

   Dan ketka dilakukan pada SPBU kompetitor, petugasnya malah ketawa sambil ngomong :  “….Ah, bapak masak nggak percaya sama kami….”. Hehehe SPB percaya kok dan sekarang makin percaya.

Mau coba ide alay nan koplak ini….silahkan saja, SPB gak minta royalti kok…ini demi kita juga. Karena sebagai konsumen kita punya hak setelah kewajiban yang kita laksanakan telah dilakukan. Dengan begini tak ada lagi yang dirugikan dan yang merugikan. SPB yakin dengan harga bahan bakar yang telah ditetapkan oleh pemerintah, sebetulnya pihak SPBU telah mendapatkan untung yang sesuai, namun bukan berarti menghalalkan segala cara demi mencari keuntungan lebih. Setubuh gak Bro’….??

Dari Google Juga

Dari Goole Juga

10 comments on “Shock Therapy untuk Hak dan Kewajiban

  1. Untungnya buat karyawan apa ya om? Perlu diselidiki lebih dalam, kecuali dalam hal kasus mengurangi kembalian, atau karyawan yang pura-pura lupa memberi kembalian (ini sering saya alami).

    • Ane belum melakukan inspeksi ke arah sana Bro’…kayaknya bukan area ane buat yang begituan…belum punya nyali…hehehe maaf ya, tapi kayaknya hal-hal seperti yang mas Bro’ alami adalah semata mereka mencari kelengahan kita untuk keuntungan mereka…mungkin itu kali Bro’….makasih dah mampir

  2. hahaha.. idenya kreatif mz.. dibikin stikernya cb maz trus di komersilkan :-D..

    miris memang, tp ad jg lah SPBU lokal yg beres.. cuma jarang.. kompetitor bener2 memanjakan konsumennya, strategi menggaet massa..

    • Maunya juga gitu….kayaknya pasti banyak yang beli tuh, hehehe biar orang lain aja yang mengkormesilkan kalo mau…aku beli jadi aja deh nanti…semoga SPBU anak negeri jadi lebih baik kalo ada shock therapy kayak gini ya Bro’…thanks

  3. Quote curhatan ane tadi pagi di FB
    “kampretto sialanno kurang ajarro tuh tukang SPBU
    udah beberapa kali saya dikerjain, setiap ngisi selalu kurang dari harga yg dibayar padahal tanki blm penuh
    alesannya kelamaan banyak antrian
    wah jangan2 tiap yg ngisi disitu selalu dikurangin
    minta di isi 15rb tapi cuma di isi 14.500 kan lumayan tuh 500 perak dikali berapa orang yg dia kadalin..
    ga tau itu inisiatip dari dianya sendiri atau memang dapet instruksi dari atasannya..
    pas saya komplen eh dia dengan nyantainya nyodorin duit ke saya buat ganti rugi..
    saya ngga mempermasalahkan duit 500 saya yg ditilep sama dia
    tapi yg saya permasalahkan itu adalah pertanggung jawaban dan kejujuran kepada klien atau pembeli BBM disitu…
    ggrrrrr……..”

    boleh ijin copas idenya buat di tempel di motor ane om???

    • Monggo silahkan…sampe sekarang ane juga masih pasang tuh tulisan…kumayan ampuh Bro’…
      semoga aja keluhannya bisa segera berakhir ya Bro’…banyak memang SPBU nakal kita harus bisa ngakalin mereka juga…hehe

      Terima kasih udah mampir

Tinggalkan Balasan ke Gogo Batalkan balasan